Kamis, 10 Desember 2009

Bahaya Laten Penyimpangan Aqidah

penulis Al-Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi
Syariah Aqidah 12 - Februari - 2004 00:48:49

Bagi seorang muslim keharusan memiliki akidah yg benar merupakan sesuatu yg tdk bisa ditawar lagi. Bagi akidah yg benar kedudukan seperti kepala bagi jasad. Di atas akidah yg benar inilah akan dibangun segala amal perbuatan yg nanti akan menentukan bermanfaat atau tdk amalan tersebut di hadapan Allah.

Dalam pembahasan yg telah lewat kita telah mengenal tentang awal mula terjadi kerusakan fitrah pada manusia dan siapa yg mendalangi kerusakan tersebut. Kerusakan terbesar yg menodai kesucian fitrah tiap insan adl penyimpangan di dlm aqidah. Kerusakan inilah yg menjadi tujuan akhir dari tiap gerakan setan yg berlayar dan berlabuh di atas kesucian fitrah manusia dgn senjata yg sulit tertandingi kecuali oleh orang2 yg mendapat rahmat dan taufik serta hidayah dari Allah .
Dua senjata ampuh setan dlm merusak fitrah manusia adl syubhat dan syahwat. Dengan syubhat yg disebarkan setan sesuatu yg haq bisa menjadi samar-samar bahkan menjadi batil dan sebalik yg batil bisa menjadi haq dlm pandangan orang yg terfitnah. Dengan syubhat pula tauhid bisa menjadi syirik dan sebalik syirik bisa menjadi tauhid. Pun dgn syubhat sunnah bisa menjadi bid’ah dan bid’ah bisa menjadi sunnah. Demikian seterusnya.
Adapun syahwat mk dengan semua keharaman akan mudah dilakukan dan menjadi sesuatu yg membahagiakan dan mendatangkan kepuasan hidup; mencuri berzina berjudi minum khamr membunuh mencaci maki menyakiti berbuat sihir dan segala bentuk keharaman lainnya.
Bila umat berkubang dlm kerusakan fitrah dan aqidah mk tdk ada penyebab selain syubhat dan syahwat. Oleh krn itu Allah mengatakan di dlm Al Qur’an:

“Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yg memberi petunjuk dgn perintah kami ketika mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Dengan kesabaran dan keyakinan akan didapatkan kepemimpinan dlm agama di muka bumi ini.”
As-Sa’di dlm Tafsir- mengatakan: “Derajat yg tinggi ini mereka peroleh dgn kesabaran dlm belajar dan mengajar berdakwah di jalan Allah  bersabar terhadap gangguan di jalan Allah dan menahan diri-diri mereka utk berlabuh dlm lautan maksiat dan lautan syahwat.
‘Mereka yakin dgn ayat-ayat Kami’ arti dgn keimanan mereka terhadap ayat-ayat Allah mereka sampai ke derajat yakin yaitu ilmu yg sempurna yg menuntut amal. Mereka sampai ke derajat yakin krn mereka belajar dgn benar dan mengambil ilmu tersebut dgn dalil-dalil yg menghasilkan keyakinan. Mereka mempelajari terus-menerus ilmu dgn dalil-dalil sehingga mengantarkan mereka ke derajat yakin. mk dgn kesabaran dan keyakinan akan diperoleh kepemimpinan dlm agama.”
Dalam ayat ini Allah  memberikan pelajaran besar bahwa utk mematahkan kedua senjata iblis tersebut adl dgn cara mempelajari ilmu dan bersabar. Dengan ilmu akan terpatahkan segala wujud dan bahaya syubhat dan dgn kesabaran akan bisa terpadamkan kobaran api syahwat.

Aqidah adl Pondasi Islam
Aqidah adl sesuatu yg sangat penting krn di atas dibangun amalan-amalan seorang muslim. Arti bila aqidah ini rusak mk amalan yg terbangun di atas akan ikut rusak pula. Aqidah terhadap amalan bagaikan ruh terhadap jasad seseorang. Nilai sebuah amalan tergantung pada bagus atau tdk dasar amalan tersebut. Rasulullah  bersabda dlm sebuah hadits:

Dari Ibnu ‘Umar c berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah  bersabda: ‘Islam di bangun di atas lima dasar: bersaksi bahwa tdk ada sesembahan yg benar melainkan Allah dan Muhammad adl utusan Allah mendirikan shalat menunaikan zakat berhaji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan’.”
Al-Imam An-Nawawi mengatakan: “Sesungguh hadits ini adl dasar yg agung dlm mengilmui agama dan di atas dasar inilah Islam tegak dan hadits ini telah menghimpun rukun-rukun agama.”

Aqidah yg Benar
Telah disebutkan bahwa aqidah merupakan ruh dari semua amalan di dlm Islam. Akan tetapi pada kenyataan banyak jenis aqidah berkembang di tengah kaum muslimin. Manakah yg menjadi pondasi Islam tersebut? Dan manakah aqidah yg bukan menjadi pondasinya?
Aqidah yg benar adl aqidah yg terambil dari Al Qur’an dan As Sunnah sesuai dgn apa yg dimaukan oleh Allah  dan Rasul-Nya . Aqidah inilah yg menjadi pondasi Islam dan yg menjadi asas diterima seluruh amalan. Inilah makna ucapan Al-Imam Asy-Syafi’i ketika beliau menyatakan “Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yg diutus-Nya sesuai dgn apa yg dimaukan-Nya”.1
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ucapan Asy-Syafi’i adl haq wajib atas tiap muslim utk meyakininya. Barangsiapa meyakini dan tdk melakukan apa-apa yg akan membatalkan mk sungguh dia telah menempuh jalan keselamatan di dunia dan di akhirat.”
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t mengatakan: “Ucapan Al-Imam Asy-Syafi’i mengandung keimanan kepada apa yg datang dari Allah di dlm kitab-Nya sesuai dgn apa yg dimaukan-Nya tanpa menambah mengurangi dan menyelewengkannya.”
Asy-Syaikh Ibnu Baz mengatakan: “Telah jelas dgn dalil-dalil syar’i dari Al Qur’an dan As Sunnah bahwa amalan-amalan serta semua ucapan akan sah diterima apabila muncul dari aqidah yg benar. Apabila aqidah tersebut batil mk batal pula seluruh amalan dan ucapan yg dibangun di atasnya. Sebagaimana firman Allah:
“Barangsiapa yg mengingkari keimanan mk sungguh telah terhapus amalan dan dia di akhirat termasuk orang2 yg merugi”.
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang2 sebelummu jika kamu menyekutukan Allah niscaya benar-benar amalmu akan terhapus dan kamu benar-benar termasuk orang2 yg merugi.”
Ayat-ayat yg semakna dgn ini banyak sekali. Al Qur’an dan As Sunnah telah menunjukkan bahwa aqidah yg benar adl aqidah yg terhimpun dan terangkum di dlm rukun iman yaitu beriman kepada Allah  kepada malaikat-Nya kepada kitab-kitab-Nya kepada rasul-rasul-Nya kepada hari kiamat dan kepada takdir Allah yg baik maupun buruk. Perkara yg enam ini merupakan prinsip-prinsip dasar aqidah yg benar yg karena Allah  menurunkan Al Qur’an dan Allah  mengutus Rasul-Nya Muhammad .
Kesimpulan aqidah yg benar adl aqidah yg diambil dari Al Qur’an dan As Sunnah sesuai dgn apa yg dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Aqidah yg benar ini adl asas yg Islam dibangun di atas dan pondasi dibangun seluruh amalan dan ucapan yg diridhai Allah .
Aqidah yg Rusak
Aqidah yg rusak adl lawan aqidah shahihah. Yaitu aqidah yg terambil dari peninggalan nenek moyang dari fanatisme golongan jamaah atau individu dan yg terambil dari akal. Tentang aqidah yg rusak ini Allah  menjelaskan di dlm firman-Nya:

“Dan demikianlah Kami tdk mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dlm suatu negeri melainkan orang2 yg hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguh kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguh kami adl pengikut jejak-jejak mereka.’ berkata: ‘Apakah kamu akan mengikuti mereka sekalipun aku membawa utk kalian yg lbh memberi petunjuk daripada apa yg kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?’ Mereka menjawab: ‘Sesungguh kami mengingkari yg kamu diutus utk menyampaikannya’.”

“Dan apabila dikatakan kepada mereka : ‘Ikutilah apa yg diturunkan oleh Allah!’ Mereka mengatakan: ‘ tetapi kami hanya mengikuti apa yg telah kami dapati dari nenek moyang kami.’ walaupun nenek moyang mereka itu tdk mengetahui sesuatu apapun dan tdk mendapat petunjuk?”

“Maka tatkala Musa datang kepada mereka dgn membawa mu’jizat-mu’jizat Kami yg nyata mereka berkata: ‘Ini tdk lain hanyalah sihir yg dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar ini pada masa nenek moyang kami dulu’.”

“Dan sesungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaum lalu ia berkata: ‘Hai kaumku sembahlah oleh kalian Allah sekali-kali tdk ada sembahan bagi kalian selain Dia. mk mengapa kamu tdk bertakwa .’ mk pemuka-pemuka orang yg kafir diantara kaum menjawab: ‘Orang ini tdk lain hanyalah manusia seperti kalian yg bermaksud hendak menjadi orang yg lbh tinggi dari kalian. Dan kalau Allah menghendaki tentu dia mengutus beberapa orang malaikat belum pernah kami mendengar ini pada masa nenek moyang kami dahulu. Ia tdk lain hanyalah seseorang lelaki yg berpenyakit gila mk tunggulah terhadap sampai suatu waktu’.”

“Mereka menjadikan orang alim dan rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan Al-Masih putra Maryam padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa”.
Ayat ini ditafsirkan oleh Rasulullah  kepada ‘Adi bin Hatim ketika ia datang dlm keadaan sudah menjadi seorang muslim sebagaimana riwayat Al-Imam Ahmad dlm Musnad beliau dan Al-Imam At-Tirmidzi . ‘Adi bin Hatim menemui Rasululah  lalu beliau  membacakan ayat ini. ‘Adi bin Hatim berkata: “Mereka tdk menyembahnya.” Rasulullah  berkata: “Bahkan mereka telah mengharamkan apa yg dihalalkan atas mereka dan menghalalkan apa yg telah diharamkan atas mereka lalu mereka mengikutinya? Itulah penyembahan kepada mereka.”
Ayat-ayat di atas menjelaskan corak aqidah batil yg diambil dari ajaran nenek moyang ajaran seseorang atau kelompoknya. Ayat-ayat di atas juga menjelaskan corak kehidupan jahiliyyah yg melilit leher-leher mereka dgn belenggu taqlid. Juga corak kehidupan Yahudi dan Nasrani yg dikungkung dlm penjara ghuluw dlm mensikapi tokoh-tokoh mereka.
Oleh krn itu mereka terus menerus berlabuh di lautan kebodohan dgn perahu tanpa nahkoda. Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dlm kitab Masail Al-Jahiliyyah mengatakan: “Sesungguh keyakinan mereka dibangun di atas prinsip-prinsip dasar yg paling besar yaitu taqlid dan ini merupakan kaidah yg besar terhadap seluruh agama kekafiran yg dulu ataupun yg terakhir.” Asy-Syaikh Ibnu Baz mengatakan bahwa orang2 yg menyelisihi aqidah yg benar dan terus berjalan dlm memerangi jumlah banyak sekali:
Pertama para penyembah patung berhala malaikat wali-wali jin pohon-pohon batu-batu dan lain sebagainya.
Kedua orang2 yg beraqidah ilhad di masa sekarang ini yg mereka adl pengikut Marxis dan Lenin serta penyeru-penyeru ilhad dan kufur selain mereka apapun istilah mereka; kapitalisme komunisme ba’tsiyyah dan sebagainya. Karena konsep dasar mereka adl tdk ada Tuhan dan bahwa kehidupan itu hanyalah materiil. Termasuk prinsip dasar mereka adl ingkar kepada hari akhir ingkar kepada surga neraka dan ingkar terhadap seluruh agama.
Ketiga apa-apa yg diyakini oleh sebagian aliran kebatinan atau sebagian orang2 sufi bahwa di antara tokoh atau wali-wali mereka ada yg berkedudukan seperti Allah  dlm pengaturan alam ini dan mereka namakan dgn aqthab autad aqwas dan sebagainya.

Bahaya Kerusakan Aqidah
Bahaya kerusakan aqidah berbentuk laten baik terhadap individu jamaah atau ummat di dunia dan di akhirat. Di antara bahaya-bahaya adl :
a} Menjerumuskan seseorang atau jamaah ke dlm lubang kesyirikan dan kekufuran serta pengingkaran terhadap aqidah yg benar yg diturunkan oleh Allah  dan dibawa oleh Rasul-Nya .
b} Menolak ketentuan-ketentuan syariat dan mengutamakan ajaran nenek moyang fanatisme akal dan sebagai daripada ketentuan-ketentuan syariat tersebut.
c} Mengakibatkan kehinaan keterbe-lakangan dan kerendahan umat Islam sepanjang masa dan tempat.
d} Memecah belah persatuan umat menghancurkan kejayaan mereka serta menghancurkan kemenangan demi kemenangan yg mereka telah raih.
e} Menjauhkan kaum muslimin dari pertolongan Allah .
f} Menyebabkan terjatuh ke dlm neraka dan kekal di dlm .

Seruan Allah kepada Umat

“Ikutilah apa yg diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya amat sedikitlah kalian mengambil pelajaran .”
“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang2 yg di muka bumi ini niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tdk lain hanyalah mengikuti prasangka belaka dan mereka tdk lain hanyalah berdusta.”
“Katakanlah: ‘Hai ahli kitab janganlah kamu berlebih-lebihan dgn cara tdk benar dlm agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang2 yg telah sesat dahulu dan mereka telah menyesatkan kebanyakan dan mereka tersesat dari jalan yg lurus”.
Wallahu a’lam.

Sumber Bacaan:
Al Qur’an Al Karim
Shahih Al-Bukhari
Shahih Muslim
Riyadhush Shalihin
Tafsir As-Sa’di
Syarah Masa’il Al-Jahiliyyah
Al-‘Aqidah Ash-Shahihah
Al-Aqidah Al-Islamiyyah
Lum’atul I’tiqad dll.

Sumber: www.asysyariah.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar